Pernah mengalami gangguan tidur?

Mata sulit terpejam. Tubuh mulai merasakan lelah tapi kantuk tak kunjung datang. Coba mata ini dipaksakan terpejam, tapi tetap kantuk tak datang menghampiri, gelisah, hingga frustasi yang akhirnya malah menemani, padahal semangat, konsentrasi, dan mood yang baik serta emosi yang terkendali dibutuhkan untuk esok hari. Berhari-hari, bahkan hingga berminggu-minggu kondisi ini terus terjadi. Rasanya merindukan untuk bisa kembali tertidur seperti biasa.

Adakah kita pernah merasakan hal yang sama dengan ilustrasi diatas? Memiliki gangguan tidur seperti diatas merupakan gejala insomnia, atau gangguan tidur. Sulit untuk merasa ingin tidur, mungkin bisa lebih dari 30 menit untuk bisa merasakan tidur, sering terbangun dari tidur, dan ketika terbangun waktu terjaga nya bisa lebih dari 30 menit, dan bisa terbangun kembali pagi sekali dan sulit tidur kembali, sehingga mungkin waktu tidur bisa kurang dari 6,5 jam. Dan ketika terbangun, biasanya merasakan kelelahan di siang hari yang dapat mengganggu secara klinis atau gangguan dalam fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Ya mungkin itu beberapa hal yang bisa dirasakan ketika kita mengalami insomnia.

Di Amerika, kurang lebih satu pertiga penduduk dewasa nya mengalami gangguan tidur, sementara di Indonesia gangguan tidur bervariasi. Insomnia ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio 3 : 2. Dan seiring dengan bertambahnya usia bertambah pula angka kejadian gangguan tidur.

Insomnia merupakan gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia merupakan sebagian dari gangguan tidur, tetapi keluhan ini adalah keluhan yang paling sering dari gangguan tidur. Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah hipersomnia, yakni jumlah tidur yang berlebihan atau sering mengantuk yang berlebihan pada siang hari. Insomnia ini terbagi kedalam 3 jenis, yakni insomnia kronis, insomnia transien, dan insomnia jangka pendek. Insomnia transien terjadi dalam beberapa hari. Insomnia jangka pendek terjadi dalam beberapa minggu dan dapat kembali seperti biasa. Seangkan insomnia kronis terjadi lebih dari 3 minggu.

Insomnia ini bisa diakibatkan oleh banyak hal, bisa diakibatkan oleh kondisi medis, kondisi psikologis atau karena kondisi lingkungan. Kondisi medis yang dapat mengakibatkan insomnia, diantaranya seperti gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada pembuluh koroner, stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan CNS, hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan hipogonadism, gangguan paru obstruktif, asma, Pickwikian sindrom (Obstructive sleep apnea syndrome), penyakit muntahan cairan lambung, gangguan pada darah , penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid, dan bronkodilator, serta kondisi lainnya seperti demam, nyeri dan infeksi. Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mengakibatkan kondisi ini diantaranya seperti depresi yang dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye movement), sindrom Post Trauma, obat-obatan psikotropika, pikiran yang membebani atau stress, serta tegang-cemas. Sementara itu kondisi lingkungan yang dapat mengakibatkan insomnia seperti kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi, gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi), serta lingkungan yang bising, dingin, ataupun terlalu panas.

Untuk dapat mendiagnosis insomnia, diperlukan pemeriksaan terhadap beberapa hal, diantaranya pola tidur penderita, pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis serta aktivitas fisik.

Pengobatan dari keadaan ini bermacam-macam, tergantung penyebab atau etiologi nya, mulai dari medikamentosa (obat-obatan), bedah, untuk mengatasi penyakit yang menyertai, diet (menghindari makanan/minuman yang dapat mengurangi kantuk) , dan konsultasi dengan dokter.

Adapun beberapa tindakan non medis yang dapat dilakukan untuk membantu tidur, diantaranya berbaring lah di tempat tidur ketika benar-benar ingin tidur. Tetapi usahakan pada waktu yang sama ketika akan pergi tidur. Jangan menggunakan tempat tidur untuk aktivitas lain selain untuk tidur. Aktivitas lain seperti membaca, nonton TV, makan, telepon. Kebiasaan menggunakan ranjang untuk aktivitas lain membuat kebiasaan untuk terjaga ketika berbaring di ranjang. Pasang alarm untuk bangun pada waktu yang sama. Tanpa memandang lama waku tidur malam. Hindari tidur sekejap atau terlalu lama pada siang hari. Jangan minum alkohol beberapa jam sebelum tidur. Alkohol dapat membuat tidur gelisah. Jangan mengkonsumsi kafein atau obat mengandung kafein beberapa jam sebelum waktu tidur. Karena kafein sebagai stimulan, dapat meningkatkan denyut jantung sehingga tubuh dapat terjaga sepanjang malam. Jangan merokok beberapa jam sebelum tidur. Rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan semangat karena berefek sebagai neurostimulan. Olahraga pada sore hari (6 jam sebelum tidur). Latihan peregangan otot atau jalan kaki secukupnya selama 20 menit. Hal ini akan meningkatkan metabolisme dan suhu badan, lalu akan menurun sekitar 6 jam kemudian yang berefek pada tidur yang nyenyak. Sediakan waktu transisi untuk tidur degan mengurangi tingkat aktivitas sebelum tidur, hilangkan rasa cemas akan pekerjaan yang belum selesai, hari esok dan pikiran lainnya. Melakukan akivitas dengan tenang dan santai. Membersihkan diri sebelum tidur, memastikan pintu telah terkunci, dan menyesuaikan pencahayaan lampu, supaya merasa aman dan nyaman pada saat tidur. Memastikan tidak ada cahaya terang atau suara yang dapat mengganggu dan pastikan suhu ruang tidur nyaman. Dan keadaan lapar atau setelah makan banyak dapat menghambat tidur. Bagaimanapun jika merasa lapar sebaiknya makan makanan kecil atau minum segelas susu hangat sangat tepat untuk mengatasi masalah ini.

Saatnya kita kenali penyakit Maag

Adik kelas saya mengeluh sakit perut, mual muntah, disertai diare setelah seharian gk makan disertai kehujanan. Di lain waktu, ketika konsultasi organisasi, adik kelas saya yang lain tiba-tiba merasakan sakit dibagian ulu hati nya dan langsung tak bisa melakukan aktifitas nya setelah sebelumnya makan nya tak teratur. Ketika turun bantuan medis bencana alam pun, di pagi hari teman saya merasakan sakit di bagian perutnya, dia merasakan perutnya kembung, dan tak membaik ketika dia coba buang air besar. Lain cerita dengan teman saya satu lagi, ia sering kali bersendawa depan umum. Ada apakah dengan mereka?? Pernahkah kita mendengar sakit maag atau radang lambung?? Beberapa kondisi yang digambarkan diatas merupakan gejala-gejala penyakit maag atau radang lambung, atau gastritis, atau tukak lambung.

Penyakit maag atau radang lambung, atau gastritis, atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut. Sakit ini memiliki beberapa tahapan, mulai dari penyakit maag ringan, maag sedang, maag kronis, hingga kanker lambung. Kebanyakan kita biasanya tergolong pada tahap ringan, yang jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di bagian dinding. Untuk yang tergolong maag sedang, biasanya sudah muncul gejala seperti nyeri , sakit dan mual yang menyakitkan. Untuk maag kronis, intensitas nya lebih parah dibandingkan maag biasa, dan biasanya terjadi dalam jangka waktu lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun). Dan untuk kanker lambung, biasanya berhubungan dengan mikroorganisme Helicobacter Pylori.

Penyakit ini banyak terdiagnosis pada pasien di usia pertengahan hingga orang dewasa dengan angka prevalensi sebesar 6-14 % pada pria dan 2-6 % pada wanita. Adapun penyakit ini terjadi karena faktor yang merusak pertahanan mukosa lambung lebih besar daripada faktor yang melindungi pertahanan mukosa lambung, hal ini bisa diakibatkan oleh pola makan yang tidak terarur sehingga terjadi produksi asam lambung yang berlebihan, makanan yang mengiritasi lambung (seperti makanan pedas atau asam), adanya mikroorganisme yang merugikan (Helicobacter Pylori), mengkonsumsi obat-obatan tertentu (seperti NSAID atau Kortikosteroid), atau sebab-sebab lainnya seperti mengkonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress, serta kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein.

Apa sajakah gejala yang dirasakan oleh orang penderita penyakit maag? Gejala-gejala yang dirasakan penderita meliputi nyeri di bagian epigastrik, ulu hati, nyeri kadang bertambah parah pada malam hari dan terjadi 1-3 jam setelah makan,perih, mual, muntah, perut kembung, sering bersendawa, kadang disertai sesak pada perut bagian atas.

Penyakit maag ini bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Bagi penderita maag yang sudah parah, penyakit maag tersebut sangat berbahaya sekali dan dapat menyebabkan kematian. Untuk meredakan atau untuk menyembuhkan penderita dari penyakit ini, biasanya juga diperlukan obat.

Obat-obatan yang digunakan pada penderita penyakit ini terdiri dari beberapa kategori, diantaranya antasida yang akan menetralisir asam lambung, acid bloker seperti ranitidine yang membantu mengurangi produksi asam lambung, proton pum inhibitor seperti omeprazole yang akan menghentikan produksi asam lambung, atau cytoprotective agent seperti sukralfat yang akan melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus, dan antibiotik jika diperlukan (jika ada indikasi bakteri) seperti amoksisilin atau metronidazole untuk menghancurkan bakteri.

Selain dengan menggunakan obat-obatan, penyakit maag juga dapat dicegah dengan cara makan teratur, makan secukupnya, hindari makanan berlemak, berminyak, pedas atau asam, dan perbanyak makanan berserat, cuci tangan sebelum makan, tidak jajan sembarangan, hindari minuman yang mengandung alcohol, berhenti merokok, hindari obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung, kurangi stress dan berolahraga lah secara teratur. Untuk penderita maag ringan, puasa juga dapat membantu proses kesembuhan, karena puasa akan mendisiplinkan diri dalam hal makan.

Jika medikasi dan supportive care ini gagal (terdapat pendarahan) dan setelah dilakukan endoskopi dan administrasi adrenalin pun gagal (masih terjadi pendarahan), maka dilakukan tindakan operasi. Pendarahan merupakan komplikasi yang paling sering pada penderita penyakit ini (terjadi sekitar 15-20% pasien) dan mengancam jiwa, komplikasi yang lain meliputi perforasi (pada 5 % pasien) dan obstruksi karena ulkus di pyloric (sebanyak 2 %). Adapun prognosis penyakit ini baik, apabila penderita segera melakukan pengobatan yang tepat disertai pola hidup yang baik, dan akan berbahaya jika penyakit ini dibiarkan begitu saja.