Yang perlu kita tahu tentang ‘Dysmenorrhea’

Wanita itu kemudian terkulai lemas, lalu tak sadarkan diri. Kami selaku tim medis akhirnya membawanya ke ruang perawatan di kampus. Lain cerita, di lain waktu, tiba-tiba teman wanita saya menghentikan langkahnya, kemudian hampir terjatuh lalu dalam posisi jongkok ia memegang bagian pinggang/panggul dan sekitaran perut bagian bawahnya nya. Suatu ketika pula, tiba-tiba saya mendapat telepon dari seorang teman, yang dengan panik menanyakan tentang kondisi adik perempuan nya yang tiba-tiba lemes, tampak kesakitan, menggigil, disertai mual.

Ya, ternyata itu semua terjadi dikarenakan sebuah kondisi yang dalam terminologi atau bahasa medis nya disebut dengan dysmenorrhea. Dysmenorrhea bisa diartikan dengan nyeri haid, rasa nyeri nya demikian hebatnya, sehingga terkadang memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Banyak teman-teman wanita saya yang harus meninggalkan kuliah nya karena kondisi ini. Prevalensi kejadian dysmenorrhea berkisar sekitar 25 % pada wanita dewasa, dan bisa mencapai 90 % pada remaja. Dysmenorrhea seringkali muncul setelah mengalami haid pertama (menarche), dan biasanya nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi.

Perlu diketahui bahwa dysmenorrhea terdiri dari 2 jenis, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder. Dysmenorrhea primer disebut juga dysmenorrhea esensial, intrinsik,atau idiopatik, yang pada jenis ini tidak ditemukan atau didapati adanya kelainan ginekologik yang nyata. Sifat rasa nyeri pada dysmenorrhea primer ialah kejang yang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare. Dysmenorrhea primer ini disebabkan karena gangguan keseimbangan fungsional, bukan karena penyakit organik pelvis. Penyebab gangguan ini diantaranya ialah karena faktor kejiwaan, faktor obstruksi kanalis servikalis, faktor endokrin/hormon (dengan memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos dan jika prostaglandin F2 alfa ini dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah), faktor alergi, atau faktor konstitusi (seperti anemia, penyakit menahun,dsb). Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja hampir semuanya disebabkan dysmenorrhea primer.

Sementara yang kedua ialah dysmenorrhea sekunder atau ekstrinsik, rasa nyerinya disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus, penyakit radang pelvis, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus, atau adanya IUD. Dysmenorrhea sekunder ini biasanya ditandai dengan infertilitas, aliran darah menstruasi yang banyak, pendarahan yang irregular, Dyspareunia, adanya Vaginal discharge, dan biasanya sakit tidak mereda setelah diberikan NSAID.

Adapun pengobatan yang sering diberikan ketika kondisi tersebut menyerang ialah dari golongan NSAID (non-steroidal anti-inflamation drug) seperti aspirin, naproksen, ibuprofen, indometasin, dan asam mefenamat. Obat-obatan tersebut dapat memblokade prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot rahim, sehingga rasa sakit bisa dikurangi. Obat-obatan ini tidak boleh dikonsumsi jika ada gangguan perdarahan, kerusakan hati,dan gangguan lambung.

Kompress panas atau dingin pada daerah perut dan panggul juga dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Latih kondisi badan agar senantiasa rileks untuk mengurangi rasa sakit juga. Dan ketika periode haid berlangsung, pastikan istirahat kita cukup, tidur kita cukup. Biasakan juga untuk latihan aerobik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. Hentikan merokok dan beberapa suplemen makanan juga dianjurkan untuk mengobati kondisi tersebut seperti omega-3 fatty acids, magnesium, vitamin E, zinc, and thiamine (vitamin B1).

Untuk dysmenorrhea yang diakibatkan oleh fibroids yang menyebabkan sakit, endometriosis, jaringan tumbuh di luar rahim, dsb, maka perlu dilakukan tindakan operasi. Dan untuk kasus yang berat, histerektomi (pengangkatan rahim) dapat dilakukan. Hal ini biasanya menjadi pilihan terakhir.



dysmenorrhea

0 komentar: